Melihat hasil survei World Bank dengan judulEase of Doing Business2016 yang dirilis beberapa bulan lalu terlihat sedikit kontradiktif. Dalam laporan tersebut dinyatakan kemudahan berusaha di Indonesia meningkat sebelas peringkat dari sebelumnya peringkat ke-120 menjadi peringkat ke-109 dari 189 negara yang disurvei oleh World Bank. Kemudahan bisnis di Indonesia akan mendorong para pengusaha dari dalam maupun luar negeri untuk memulai bisnis ataupun malakukan ekspansi bisnis di negeri ini.
Di sisi lain, apabila dikaitkan dengan IMDWorld Talent Report2015, hal ini merupakan sinyal bahwa tenaga berbakat dan terampil Indonesia kurang bisa bersaing dengan baik dengan warga negara ASEAN lainnya khususnya Singapura, Thailand dan Malaysia. Jangan sampai kemudahan bisnis yang telah diperjuangkan oleh pemerintah Indonesia justru lebih dimanfaatkan negara lain dalam berbisnis di Indonesia, dengan tetap membawa tenaga kerja terampil dari negaranya sementara sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak bisa bersaing dengan warga asing lainnya.
Patut diketahui, Institute of Management Development(IMD) adalah lembaga pendidikan bisnis terkemuka di Swiss telah melakukan penelitian berjudulIMD World Talent Report2015. Tujuan dari diadakannya pemeringkatan oleh IMD adalah untuk menilai sejauh mana negara tersebut menarik dan mampu mempertahankan tenaga berbakat dan terampil yang tersedia di negaranya untuk ikut berpartisipasi dalam perekonomian di suatu negara.
Laporan IMD ini memasukkan Indonesia termasuk dalam salah satu dari 61 negara di dunia yang di survei. Namun demikian, dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa peringkat Indonesia turun 16 peringkat dari peringkat ke-25 pada 2014 menjadi peringkat ke-41 pada tahun 2015. Posisi Indonesia berada jauh di bawah posisi negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, bahkan Thailand.
Posisi Indonesia juga hanya sedikit lebih baik dari Filipina. Peringkat ini dihitung dengan bobot tertentu dengan mempertimbangkan tiga faktor yaitu faktor pengembangan dan investasi, faktor daya tarik suatu negara, dan faktor kesiapan sumber daya manusia. Masing masing faktor terbagi lagi ke dalam beberapa rincian lainnya.
Indonesia hanya unggul dalam pertumbuhan angkatan kerja saja dimana Indonesia menduduki peringkat kelima. Indikator lainnya seperti pengalaman internasional, kompetensi senior manajer, sistem pendidikan, pendidikan manajerial, dan pada keterampilan bahasa berada pada peringkat di atas 30. Bahkan untuk keterampilan keuangan, Indonesia berada pada peringkat ke-44.
Lalu, survei lain tentang sisi positif Indonesia juga diungkap oleh Legatum Institute dalamThe Legatum Prosperity Index2015. Survei tersebut menceritakan kisah kemajuan manusia tidak hanya sekedar dari sisi ekonomi. Agar suatu negara tumbuh dengan baik, suatu negara harus memberikan kesempatan dan kebebasan kepada warganya. Survei ini juga menunjukkan bagaimana akses terhadap kualitas kesehatan dan pendidikan sehingga negara tersebut bisa tumbuh menjadi negara yang lebih maju.
Survei juga membuktikan bahwa pemerintahan yang efektif dan transparan akan mampu memberdayakan warga negaranya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Hal yang patut digarisbawahi dalamProsperity Index2015 adalah bahwa Indonesia berdiri sebagai negara dengan performa terbaik secara keseluruhan. Hal ini tercermin bahwa dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir sejak tahun 2009, Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 21 peringkat dari peringkat ke-85 ke peringkat ke-64.
Terlepas dari hasil berbagai macam survei dengan berbagai rincian di dalamnya, kita menilai Indonesia tidak seharusnya merasa berkecil hati ataupun terlalu berbangga diri dengan hasil survei tersebut. Indonesia harus kembali fokus pada perbaikan di dalam negeri. Masih begitu banyak ruang yang bisa digali untuk dilakukan perbaikan, terutama di sisi SDM agar memiliki kompetensi dan pengalaman yang memadai dan sejajar dengan negara lain.
Adalah sebuah kredibilitas dan komitmen pemerintah akan masa depan mereka diperlukan untuk mencegah eksodus para SDM Indonesia. Namun demikian, hal ini sangat tidak mustahil apabila semua pihak bersungguh-sungguh mengusahakannya khususnya dalam bidang peningkatan SDM, cita-cita Indonesia mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur akan tercapai.
sumber: http://www.neraca.co.id/